Senin, 17 November 2014
Wiro Sableng #131 : Melati Tujuh Racun
WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : BADIK SUMPAH DARAH
SI KAKEK BOTAK PEGANGI PERUTNYA. "CIMUNG, MENGAPA AKU HARUS MENUNGGU SAMPAI MINGGU DEPAN?" "KARENA BUNGA ITU HANYA MUNCUL SEKALI SEMINGGU. SETIAP MUNCUL SELALU BERJUMLAH TIGA ..." "BENAR-BENAR ANEH. MUNCUL SEKALI SEMINGGU. SETIAP MUNCUL SELALU BERJUMLAH TIGA." KAKEK KEPALA BOTAK BERMATA BELOK JERENG MENGULANGI UCAPAN SULANTRI, PANDANGI ANAK PEREMPUAN ITU BEBERAPA SAAT, LALU BERTANYA. "DARI MANA MUNCULNYA TIGA KUNTUM BUNGA ITU?" SULANTRI MENUNJUK KE ARAH TIMUR DIMANA DI KEJAUHAN KELIHATAN GUNUNG MERAPI. "TIGA BUNGA MELATI HITAM ITU SELALU ..." BELUM SEMPAT ANAK PEREMPUAN DELAPAN TAHUN ITU MENYELESAIKAN UCAPANNYA TIBA-TIBA SATU BENDA PUTlH BERDESING DI UDARA. SULANTRI MENJERIT KERAS. ANAK INI LANGSUNG ROBOH, TERKAPAR DI TANAH. MATANYA MEMBELIAK MENATAP LANGIT.
KAKEK botak berpakaian dekil dan basah kuyup di sebelah bawah itu duduk di tepi kali dekat serumpunan belukar. Mulut senyum-senyum, dua tangan memegang bagian bawah perut. Matanya yang belok juling sejak tadi memperhatikan seorang anak perempuan seusia delapan tahun duduk di tepi kali di seberang sana. Dua kakinya dicelupkan ke dalam air kali yang dangkal, bening dan sejuk.
Di pangkuannya terlihat tiga kuntum bunga kecil. Di tangan kirinya anak ini memegang sebuah lidi. Sambil menyanyi-nyayi kecil dengan tangan kanannya dia menusukkan satu demi satu kuntum bunga
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #131 : Melati Tujuh Racun - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : BADIK SUMPAH DARAH
SI KAKEK BOTAK PEGANGI PERUTNYA. "CIMUNG, MENGAPA AKU HARUS MENUNGGU SAMPAI MINGGU DEPAN?" "KARENA BUNGA ITU HANYA MUNCUL SEKALI SEMINGGU. SETIAP MUNCUL SELALU BERJUMLAH TIGA ..." "BENAR-BENAR ANEH. MUNCUL SEKALI SEMINGGU. SETIAP MUNCUL SELALU BERJUMLAH TIGA." KAKEK KEPALA BOTAK BERMATA BELOK JERENG MENGULANGI UCAPAN SULANTRI, PANDANGI ANAK PEREMPUAN ITU BEBERAPA SAAT, LALU BERTANYA. "DARI MANA MUNCULNYA TIGA KUNTUM BUNGA ITU?" SULANTRI MENUNJUK KE ARAH TIMUR DIMANA DI KEJAUHAN KELIHATAN GUNUNG MERAPI. "TIGA BUNGA MELATI HITAM ITU SELALU ..." BELUM SEMPAT ANAK PEREMPUAN DELAPAN TAHUN ITU MENYELESAIKAN UCAPANNYA TIBA-TIBA SATU BENDA PUTlH BERDESING DI UDARA. SULANTRI MENJERIT KERAS. ANAK INI LANGSUNG ROBOH, TERKAPAR DI TANAH. MATANYA MEMBELIAK MENATAP LANGIT.
KAKEK botak berpakaian dekil dan basah kuyup di sebelah bawah itu duduk di tepi kali dekat serumpunan belukar. Mulut senyum-senyum, dua tangan memegang bagian bawah perut. Matanya yang belok juling sejak tadi memperhatikan seorang anak perempuan seusia delapan tahun duduk di tepi kali di seberang sana. Dua kakinya dicelupkan ke dalam air kali yang dangkal, bening dan sejuk.
Di pangkuannya terlihat tiga kuntum bunga kecil. Di tangan kirinya anak ini memegang sebuah lidi. Sambil menyanyi-nyayi kecil dengan tangan kanannya dia menusukkan satu demi satu kuntum bunga
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #131 : Melati Tujuh Racun - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar